Jumat, 20 Juni 2014

103



1.     Perbanyak makanan alami, kurangi daging
Setiap gram daging dapat memproduksi 100 ribu hingga 90 juta bakteri yang tidak bisa terurai sempurna saat dimasak. Kenyataannya kita dapat memperoleh nutrisi lengkap dari makanan alamiah, contohnya biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan.

2.     Beras merah dan bukan beras putih
Tumbuh-tumbuhan memberikan nutrisi lengkap. Contohnya biji-bijian, rendah lemak, protein kualitas tinggi, gula dan serat. Ini merupakan sumber penting bagi energi harian kita. Dalam proses pemurnian dari biji-bijian menjadi beras putih atau tepung putih, dedak dan unsur asli akan tereliminasi. Nutrisi utama akan hilang dan yang tersisa hanyalah karbohidrat.

3.     Sirup gula dan bukan gula putih
Ketika gula tebu disuling menjadi gula putih, semua mineral dan nutrisi tertinggal di sirup gula. Gula putih berbahaya bagi tubuh kita karena melepaskan vitamin B dari sistem tubuh, merusak proses regeneratif kalsium  dan merugikan sistem syaraf.  

4.     Hindari MSG
MSG berbahaya bagi tubuh, menimbulkan rasa pusing, sakit kepala, hipertensi, orang Amerika menyebutnya sebagai sindrom restoran Tiongkok, restoran di Amerika dilarang menggunakan MSG.  

5.     Garam laut dan bukan garam hasil saringan
Sayur-sayuran dan garam laut mengandung garam organik yang dibutuhkan tubuh. Tetapi garam yang kita temukan adalah garam hasil penyulingan. Garam ini telah dicampur dengan bahan kimia, pengawet dan bahan aditif lainnya, sehingga menambah berat beban kerja ginjal,

6.     Hindari susu sapi
Susu sapi merupakan masalah utama bagi saluran pernafasan, TBC dan asma. Ini disebabkan karena tubuh tidak mampu mengeluarkan lendir yang dihasilkan susu sapi. Susu sapi menghasilkan kasein tiga kali lipat daripada susu manusia, maka itu susu sapi lebih cocok diperuntukkan bagi anak sapi. Kasein juga merupakan salah satu bahan lem yang digunakan di industri furniture.  Ketika protein dalam jumlah besar masuk ke dalam tubuh, bersamaan itu pula kalsium akan dilepaskan sehingga meningkatkan resiko osteoporosis.